Jakarta - Kalau kita bertanya kepada pengguna internet sekarang ini, situs jejaring sosial apa yang mereka gunakan? Pasti hampir semuanya menjawab, Facebook dan Twitter. Friendster? Oh, sudah tidak lagi, password-nya saja sudah lupa.
Ya, demikian kira-kira jawaban beberapa pengguna internet yang ditanya detikINET. Namun sejatinya, bagaimana kabar Friendster sekarang? Apa mereka masih beroperasi? Tentu saja iya. Situs yang disebut-sebut sebagai salah satu perintis jejaring sosial ini belum menyerah meski kian terbenam dengan hegemoni Facebook dan Twitter.
Cahaya Friendster saat ini memang tengah meredup, namun ingat, mereka pernah berjaya di jagad situs pertemanan dunia. Bahkan, ketika awal tahun 2000-an, trafik internet dunia selalu menempatkan Friendster berada di jajaran 10 besar.
Namun entah mengapa, nama Friendster dengan begitu singkat pula runtuh dari jajaran situs jejaring sosial ternama. Penyebabnya sudah bisa ditebak, munculnya situs lain yang lebih fresh, terutama Facebook.
Tak butuh waktu lama, warga Friendster kemudian berbondong-bondong hijrah ke Facebook. Awalnya, mereka masih nyaman memiliki dua akun -- punya Friendster dan Facebook -- namun lambat laun, Friendster terlupakan.
Lalu bagaimana reaksi Friendster? Situs yang dulu terkenal dengan istilah 'testi' alias 'testimonial' ini tak lantas patah arang dan menyerah dengan kenyataan. Mereka tetap terus berusaha berinovasi dengan menghadirkan tampilan dan fitur baru agar tak terlupakan.
Perubahan desain Friendster pun pernah dilakukan untuk disesuaikan dengan karakter anak muda. Desain baru ini diklaim lebih sederhana namun terkesan menyenangkan, sesuai dengan image yang ingin ditampilkan Friendster.
Aksi permak ini termasuk untuk urusan tagline menjadi 'Connecting Smiles', merujuk pada layanan mereka yang ditujukan untuk mengkoneksikan sesama pengguna Friendster dengan cara yang lebih menyenangkan.
Hingga pada pada akhirnya kepemilikan Friendster pun berganti. Pada Desember 2009, Friendster dilego kepada perusahaan bernama MOL Global, perusahaan digital payment yang berbasis di Malaysia.
Tidak disebutkan berapa nilai transaksi yang terjadi, hanya saja perpindahan kepemilikan ini sempat memancing asa dari para pecinta Friendster. Namun sayang hal itu tidak terjadi, Friendster masih belum mampu menggebrak di jagad jejaring sosial.
Sampai akhirnya, dikutip detikINET dari PC Mag, Rabu (27/4/2011), Friendster lebih memilih fokus untuk menggarap pasar Asia. Hal itu ditandai dengan kemitraan yang dijalin dengan Yahoo Asia Tenggara dan melahirkan portal musik dan game di Asia.
Kini, Friendster pun terus berbenah dan terakhir mereka merencanakan aksi bersih-bersih di setiap akun yang masih terdaftar di layananya.
Friendster menyatakan bakal meluncurkan website dalam kemasan baru. Sebagai konsekuensinya, data foto, pesan dan blog pengguna akan dilenyapkan pada tanggal 31 Mei mendatang. Namun account user tetap eksis.
Untuk memudahkan proses pengambilan data penting oleh pengguna, Friendster menyediakan aplikasi untuk membantu proses download konten atau memindahkannya ke situs jejaring yang lain.
Friendster yang kini popularitasnya jauh menurun ingin membuat perubahan supaya situsnya lebih diminati. Dilansir Computer World, mereka ingin lebih fokus menggarap sektor entertainment.
"Akan ada fitur baru yang akan mengakomodir aktivitas online Anda dan akan memungkinkan untuk terhubung dengan teman atau menjalin pertemanan dengan orang baru yang memiliki persamaan minat," ujar Friendster.
"Pengembangan situs kami didesain untuk menciptakan profil baru yang memungkinkan Anda terkoneksi secara berbeda dengan orang-orang dan melakukan sesuatu yang berbeda dibanding situs jejaring lain," pungkasnya.
So, bagaimana dengan Anda, masih tertarik main di Friendster?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment